Loading...

K-Hub PCVE Outlook #4

Strategi Komunikasi Digital
Tangkal Paham Radikal

Menjelajahi strategi komunikasi digital organisasi masyarakat sipil di Indonesia untuk mencegah dan menanggulangi ekstremisme kekerasan

Dibaca dalam 10 menit

Latar belakang teleponTeleponBling dekoratifIkon obrolan 1Ikon obrolan 2
Hacker logoCallouts logoWarning logoWarning logoWarning logo
Hacker logoCallouts logoWarning logoWarning logoWarning logo

Pendahuluan

Radikalisasi secara daring (online) telah menjadi ancaman serius secara global. Sebab, tren radikalisasi masa kini tidak hanya berupa collective action (tindakan kolektif) secara luring (offline) yang berawal dengan bergabungnya individu ke kelompok teror, tetapi juga tren connective action (tindakan konektif) di mana suatu individu terpapar radikalisme melalui mekanisme daring karena terkoneksi oleh ide yang sama. Di Indonesia, misalnya, seorang pemuda berinisial HOK (19) terpengaruh untuk mengikuti jaringan radikal di luar negeri karena media sosial Telegram. Ia bergabung dengan beberapa saluran ISIS, seperti Radical Alem dan Amaq News. Pengaruh tersebut membuatnya merakit bom rumahan di kediamannya di Batu, Malang (08/24).1

Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), sejak 7 Juli 2023 hingga 21 Maret 2024, pihaknya telah menangani sebanyak 5.731 konten terkait radikalisme, ekstremisme, dan terorisme di ruang digital. Meta tercatat menjadi platform yang paling banyak digunakan untuk menyebarkan konten-konten dengan unsur-unsur tersebut.2.Melansir Kompas, BNPT juga menemukan 2.264 akun media sosial yang memuat 10.519 konten terkait intoleransi, radikalisme, ekstremisme, terorisme sejak Januari 2024 hingga 29 Oktober 2024. Dari ribuan akun tersebut, 1.013 di antaranya merupakan akun Facebook, 571 akun Whatsapp, 185 akun Telegram, 163 akun Instagram, 145 akun media daring, 129 akun X, 36 akun Tiktok, dan 22 akun Youtube. Lebih lanjut, Kompas merinci bahwa konten-konten yang disebarkan oleh akun-akun tersebut berisi 29 konten persembunyian, 430 konten pelaksanaan serangan teror, 107 konten perekrutan, 7 konten paramiliter, 54 konten pelatihan, 36 konten perencanaan, 201 konten pendanaan, 15 konten penyediaan logistik, dan 9.640 konten propaganda. Secara spesifik, untuk propaganda, terdapat 8.694 konten umum, 512 konten anti-NKRI, 77 konten anti-Pancasila, 147 konten intoleran, dan 210 konten takfiri—paham yang mengajarkan untuk menuduh atau menghukum seseorang sebagai kafir.3

Lanskap OMS Objek Penelitian

Pada Juni-Juli 2024, K-Hub PVE Community dan Kreasi Prasasti Perdamaian meneliti strategi komunikasi digital dari tiga puluh lima (35) Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) bidang pencegahan dan penanggulangan ekstremisme kekerasan (PCVE - Preventing and Countering Violent Extremism) melalui metode desk review (studi literatur), survei, dan focus group discussion (diskusi kelompok terarah). Penelitian ini bertujuan untuk memetakan praktik-praktik baik (best practices), tantangan, kesenjangan (gap) strategi komunikasi, serta peluang dan proyeksi pengembangan OMS PCVE dalam hal strategi komunikasi digital pada masa yang akan datang.

Temuan Kunci

1.

9 dari setiap 10 OMS di Indonesia mengambil pendekatan Alternatif Positif dalam strategi komunikasi digitalnya.

2.

8 dari setiap 10 OMS tidak memiliki roadmap strategi komunikasi digital tertentu.

3.

4 dari setiap 10 OMS tidak memiliki divisi strategi komunikasi. Selain itu, 2 dari setiap 35 organisasi sama sekali tidak menjalankan strategi komunikasi tertentu.

4.

Pengembangan strategi komunikasi dan pengelolaan konten menjadi tantangan terbesar yang dihadapi OMS. Ini mencakup kesulitan dalam mengelola konten yang relevan, respons terhadap isu, konsistensi strategi komunikasi, serta pengukuran dampak konten.

Organisasi-organisasi yang menjadi subjek penelitian memiliki pendekatan yang beragam. Mengacu pada Kuadran Pendekatan Komunikasi PCVE dari Tio dan Kruber (2022), pendekatan-pendekatan tersebut dapat dibagi ke dalam empat kuadran.7

Klik pada kartu untuk membaca selengkapnya

Pesan Satu ArahDialog Dua Arah
Resilien ProaktifMitigasi Reaktif
Regional
Komunitas
Individu

Praktik Baik Strategi Komunikasi Digital

Berdasarkan penelitian, terdapat beberapa best practices dalam hal strategi komunikasi digital dari OMS PCVE yang menjadi subjek penelitian.

Gambar Key Opinion Leader

Figur kunci atau yang umum disebut sebagai Key Opinion Leader (KOL) memiliki pengaruh besar dalam menyampaikan pesan-pesan pencegahan ekstremisme kekerasan secara efektif dengan cara yang personal, mudah diterima (relatable), dan otentik. Apalagi jika KOL tersebut memiliki pengalaman langsung terkait radikalisme.

Wahid Foundation memiliki praktik baik bidang KOL PCVE dengan mendapuk Yenny Wahid sebagai wajah organisasi dan tokoh kunci dalam menyebarkan pesan-pesan kunci Wahid Foundation, baik secara nasional maupun internasional. Melalui media sosial Wahid Foundation, Yenny Wahid dan tim komunikasinya menggunakan narasi yang personal dan humanis untuk mempromosikan dialog antar-agama maupun merespons isu-isu terkini. Yenny Wahid juga memahami apa yang audiens Wahid Foundation cari dengan baik sehingga dapat membangun narasi personal yang membuat audiens merasa lebih terhubung dan memahami isu yang diangkat, misalnya dengan menunjukkan nilai-nilai relevan yang Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ajarkan.

Selain Wahid Foundation, Yayasan Debintal juga memiliki best practices dengan menggaet Hendro Fernando, mantan napiter dari jaringan ISIS, sebagai KOL. Berkat pengetahuannya akan jejaring terorisme, Hendro berperan besar dalam membangun narasi kontra-radikalisme di media sosial dengan menanggapi isu-isu yang berkembang di kelompok teror. Ia juga tampil sebagai tokoh kunci di media-media sosial Yayasan Debintal yang membagikan kegiatan-kegiatan bina damai mereka. Salah satu contohnya adalah program Safari Dakwah, yakni kunjungan kepada para napiter di lapas-lapas seluruh Indonesia, yang mana ini meningkatkan tingkat kepercayaan audiens.

Klik pada tombol untuk membaca selengkapnya

Figur Kunci yang Relevan Bagi Audiens

Gambar Key Opinion LeaderGambar Komik Sebagai Media AlternatifGambar Kerangka Komunikasi EfektifGambar Pemanfaatan Beragam Kanal DigitalGambar Peningkatan Kapasitas Berkala

Figur kunci atau yang umum disebut sebagai Key Opinion Leader (KOL) memiliki pengaruh besar dalam menyampaikan pesan-pesan pencegahan ekstremisme kekerasan secara efektif dengan cara yang personal, mudah diterima (relatable), dan otentik. Apalagi jika KOL tersebut memiliki pengalaman langsung terkait radikalisme.

Wahid Foundation memiliki praktik baik bidang KOL PCVE dengan mendapuk Yenny Wahid sebagai wajah organisasi dan tokoh kunci dalam menyebarkan pesan-pesan kunci Wahid Foundation, baik secara nasional maupun internasional. Melalui media sosial Wahid Foundation, Yenny Wahid dan tim komunikasinya menggunakan narasi yang personal dan humanis untuk mempromosikan dialog antar-agama maupun merespons isu-isu terkini. Yenny Wahid juga memahami apa yang audiens Wahid Foundation cari dengan baik sehingga dapat membangun narasi personal yang membuat audiens merasa lebih terhubung dan memahami isu yang diangkat, misalnya dengan menunjukkan nilai-nilai relevan yang Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ajarkan.

Selain Wahid Foundation, Yayasan Debintal juga memiliki best practices dengan menggaet Hendro Fernando, mantan napiter dari jaringan ISIS, sebagai KOL. Berkat pengetahuannya akan jejaring terorisme, Hendro berperan besar dalam membangun narasi kontra-radikalisme di media sosial dengan menanggapi isu-isu yang berkembang di kelompok teror. Ia juga tampil sebagai tokoh kunci di media-media sosial Yayasan Debintal yang membagikan kegiatan-kegiatan bina damai mereka. Salah satu contohnya adalah program Safari Dakwah, yakni kunjungan kepada para napiter di lapas-lapas seluruh Indonesia, yang mana ini meningkatkan tingkat kepercayaan audiens.

Tantangan Strategi Komunikasi Digital

Dalam perjalanannya, OMS PCVE di Indonesia juga menemui berbagai tantangan dalam perencanaan, pengembangan, dan implementasi strategi komunikasi digital di organisasinya masing-masing. Tantangan-tantangan tersebut antara lain:

Klik pada diagram untuk membaca selengkapnya

020406080100

*Catatan: Setiap organisasi dapat memiliki lebih dari satu tantangan.

Kesenjangan Strategi Komunikasi Digital

Tantangan-tantangan dalam segi strategi komunikasi digital OMS PCVE juga tercermin dalam kesenjangan (gap) sumber daya dan mekanisme pengembangan strategi komunikasi di masing-masing organisasi. Beberapa kesenjangan tersebut antara lain kesenjangan divisi strategi komunikasi, panduan dan roadmap, pemantauan dan evaluasi (monitoring and evaluation), pengembangan kapasitas, serta kebijakan terkait GEDSI.

Kabel kiri yang menunjukkan kesenjangan strategi komunikasiKabel kanan yang menunjukkan kesenjangan strategi komunikasi

Klik pada kartu untuk membaca selengkapnya

background bottom

Peluang dan Proyeksi Strategi Komunikasi Digital

Meskipun implementasi strategi komunikasi di setiap OMS PCVE masih mengalami berbagai tantangan dan kesenjangan, terdapat banyak peluang yang dapat dimanfaatkan oleh OMS maupun para mitra pembangunan. Beberapa peluang tersebut antara lain:

light
image proyeksi
image proyeksi
image proyeksi

Klik tombol ke samping untuk melihat proyeksi lainnya

Klik tombol di bawah ini untuk mengakses:

Sitasi

[1] Narda, Rachel Catherine dan Dani Prabowo. (2024, Agustus). 5 Fakta Penangkapan Teroris Remaja di Batu.
https://nasional.kompas.com/read/2024/08/06/08433671/5-fakta-penangkapan-teroris-remaja-di-batu
[2] Rochman, Fathur. (2024, Maret). Kemenkominfo tangani 5.731 konten terkait radikalisme di ruang digital.
https://www.antaranews.com/berita/4024440/kemenkominfo-tangani-5731-konten-terkait-radikalisme-di-ruang-digital
[3] Medi, Willy Christian Nababan. (2024, Oktober). Sepanjang 2024, Ada 2.264 Akun Medsos Sebarkan Konten Terorisme.
https://www.kompas.id/artikel/sepanjang-2024-ada-2264-akun-medsos-dan-10519-konten-berbau-terorisme
[4] Tim Redaksi. (2021, Maret). Penembakan Mabes Polri: 'Terduga teroris berideologi ISIS', polisi ungkap identitas perempuan 25 tahun pelaku serangan.
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-56579674
[5] Perpres Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
[6] United Nations Security Council Resolutions 2017 United Nations Security Council (UNSC) Res 2395 ( 2017, December 28th) UN Doc S/RES/2395
[7] Tio and Kruber. (2022). Online P/CVE Social Media Efforts. Countering Violent and Hateful Extremism in Indonesia: Islam, Gender, and Civil Society, Chapter 11: 233-254.
https://doi.org/10.1007/978-981-16-2032-4

Program

  • K-Hub PVE Community
  • Executive DirectorIrfan Amalee
  • Project CoordinatorLindawati Sumpena
  • Project OfficerRike Adelia Hermawan
  • Community EngagementAzhar M Akbar
  • Project AssistantAries Hardianto

Outlook

  • K-Hub PVE Community
  • Outlook Development CoordinatorRike Adelia Hermawan
  • EditorUtami Nurhasanah
  • Creative DirectorMulia Anzalni
  • Creative ConsultantUtami Nurhasanah
  • WriterUtami Nurhasanah
  • Graphic DesignerMulia AnzalniAdhitya Ario PashaRifki Mohammad Malik
  • AdvisorMuhammad WildanSolahudin Hartman
  • TranslatorKevin Adhitya
  • ProofreaderM. Naufal WaliyuddinJordan Newton

Researcher

  • Kreasi Prasasti Perdamaian
  • Lead ResearcherNoor Huda Ismail
  • Research ConsultantPutut Widjanarko
  • ResearcherAmalia Sekar MahananiRiky Zakaria Nur PratamaMunir KartonoAni Ema Susanti
  • ContributorFebri RamdaniKusairi

Technology

  • PLABS.ID
  • Project ManagerAffif Johansyah
  • UI/UX DesignerAffif Johansyah
  • DeveloperGelar RustiawanM Haydar MaulanaAhmad Hidayat
  • K-Hub
  • IT ConsultantTio Reza Muchtar

Outlook adalah sebuah kompilasi hasil riset, rekomendasi, dan proyeksi tren di sektor pencegahan dan penanggulangan ekstremisme kekerasan. Kompilasi ini disusun oleh tim PeaceGeneration Indonesia berkolaborasi dengan peneliti dan organisasi mitra K-Hub.

Laman Outlook dikembangkan atas dukungan Pemerintah Australia melalui Australia Indonesia Partnership for Justice 2 (AIPJ2).

Pandangan dan opini dalam laman ini adalah pandangan dan opini tim penyusun serta narasumber dan tidak serta merta mencerminkan pandangan Pemerintah Australia dan AIPJ2.

AIPJ2 dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) tidak bertanggung jawab secara hukum atas materi yang disampaikan dalam laman ini.