Gambar yang menunjukkan ruangan-ruangan di dalam perpustakaan. Perpustakaan dipenuhi oleh rak buku-buku, serta dipenuhi oleh orang-orang yang sedang beraktivitas di dalam perpustakaan seperti mencari buku, bekerja kelompok, dan lain sebagainya.PendahuluanTemuan KunciPraktik BaikDiagram KategorisasiKategorisasi ModulRekomendasiPapan InteraksiSubstansi Modul (RAN PE)

K-Hub PCVE Outlook #2

Ensiklopedia Modul Pendidikan Perdamaian di Indonesia

Pemetaan Modul Pencegahan Ekstremisme Kekerasan di Indonesia.

Dibaca dalam 10 menit

paper toppaper top
paper toppaper top
paper toppaper top

Pendahuluan

Glosarium
Selain Kelompok Kami. Dilarang Masuk!

Pada 2022, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebutkan bahwa sejak 2010, terdapat total 24 anak di bawah umur yang mendapatkan hukuman pidana karena terlibat dalam kasus terorisme. Empat di antaranya merupakan pelaku pengeboman di Surabaya, masing-masing berusia 9, 12, 16, dan 18 tahun. Tidak hanya itu, terdapat juga dua anak yang menjadi teroris asing (foreign terrorist fighter) di Suriah tanpa pengawasan orangtua, masing-masing berusia 12 dan 17 tahun (Ifan, 2022).

Temuan Kunci

1
1 dari 4 tema modul terkait dengan strategi kontra-radikalisasi RAN PE sementara sisanya terkait strategi kesiapsiagaan.
Perempuan menggunakan payung dengan tangan prostetik
2
Pada komponen tujuan modul, terdapat 14 modul yang fokus pada pengembangan keterampilan. Hanya enam modul yang fokus pada penanaman nilai.
Laki-laki sedang menyiram tanaman
3
Topik gender belum menjadi prioritas. Hanya satu dari 16 modul yang memasukkan topik gender ke dalam pembahasan materinya.
Laki-laki dan perempuan saling membelakangi
4
Mayoritas modul merupakan modul dengan lokasi implementasi di sekolah menengah.
Laki-laki berseragam SMP dan perempuan berseragam SMA
5
14 dari 16 modul menggunakan metode refleksi dalam proses pembelajarannya.
Perempuan sedang bercermin

Kategorisasi Modul

Berikut adalah kategorisasi paling pas untuk kebutuhanmu, yuk pilih sasaran penerima manfaatmu!

Substansi Modul Berdasarkan Kerangka RAN PE

Klik lingkaran untuk memperbesar

Penjelasan

bandagebandage

Kesiapsiagaan

Kontra Radikalisasi

Bagan di atas ini menggambarkan frekuensi tema yang disajikan dalam modul. Semakin besar ukuran gelembung, semakin sering tema tersebut muncul.

diagram

Diagram Kategorisasi Modul PVE

Geser ke kanan untuk melihat seluruh diagramGulir ke bawah untuk melihat seluruh diagramarrow right

Diagram Tujuan Modul

Diagram Tujuan Modul
pengetahuan
pengetahuan
keterampilan
keterampilan
nilai
nilai
10
Modul
14
Modul
6
Modul

DISCLAIMER

Setiap modul dapat memiliki lebih dari 1 tujuan, sehingga jumlah data pada diagram ini lebih dari 16.

Dalam konteks riset ini, Pengetahuan, Keterampilan, dan Nilai didefinisikan sebagai:

Keterangan

pengetahuan
Hal-hal terkait informasi atau diskusi konsep yang memberi landasan pertimbangan atau pemikiran bagi pemelajar ketika akan melakukan suatu tindakan seperti mengambil keputusan.

Keterangan

keterampilan
Hal-hal terkait kemampuan untuk melakukan sesuatu seperti resolusi konflik.

Keterangan

nilai
Hal-hal yang menjadi pegangan pemelajar dalam bertindak yang biasanya berasal dari norma masyarakat dan agama seperti empati.

Diagram Konten Modul Berdasarkan Kerangka Fokus RAN PE

Diagram Konten Modul Berdasarkan Kerangka Fokus RAN PE
kesiapsiagaan
kesiapsiagaan
Kontra Radikalisasi
Kontra Radikalisasi
15
Modul
7
Modul

DISCLAIMER

Setiap modul dapat memiliki lebih dari satu Fokus RAN PE, sehingga jumlah data pada diagram ini lebih dari 16.

Diagram Sasaran Penerima Manfaat

Diagram Sasaran Penerima Manfaat
Pendidik
Pendidik
Pelajar
Pelajar
Tokoh Agama/Santri
Tokoh Agama/Santri
Umum
Umum
6
Modul
8
Modul
2
Modul
5
Modul

DISCLAIMER

Setiap modul dapat memiliki lebih dari satu Fokus RAN PE, sehingga jumlah data pada diagram ini lebih dari 16.

Diagram Sasaran Berdasarkan Lokasi Implementasi

Diagram Sasaran Berdasarkan Lokasi Implementasi
dini
dini
dasar
dasar
menengah
menengah
tinggi
tinggi
pesantren
pesantren
umum
umum
1
Modul
2
Modul
6
Modul
2
Modul
2
Modul
5
Modul

DISCLAIMER

Setiap modul dapat memiliki lebih dari 1 tujuan, sehingga jumlah data pada diagram ini lebih dari 16.

Diagram Sifat Penerima Manfaat Modul

Diagram Sifat Penerima Manfaat Modul
Eksklusif
Eksklusif
Inklusif
Inklusif
6
Modul
10
Modul

DISCLAIMER

Setiap modul dapat memiliki lebih dari satu Fokus RAN PE, sehingga jumlah data pada diagram ini lebih dari 16.

Dalam konteks riset ini, Eksklusif dan Inklusif didefinisikan sebagai:

Keterangan

Eksklusif
Modul hanya dapat digunakan untuk pemeluk identitas keagamaan tertentu

Keterangan

Inklusif
Modul dapat digunakan secara universal
wood
deck

Rekomendasi

``
1.

OMS perlu memerhatikan secara saksama tujuan, sasaran, materi, metode, dan elemen pendukung ketika akan menulis modul kegiatan untuk PVE agar implementasinya bisa mencapai tujuan yang diharapkan.


2.

Perlunya perluasan materi pada modul dari segi penanaman nilai. Penanaman nilai ini menjadi penting sebab ekstremisme kekerasan dapat terjadi akibat pelaku ekstremisme kekerasan memanifestasikan nilai-nilai yang mereka pegang teguh. Oleh karena itu, menanamkan nilai-nilai perdamaian kepada masyarakat perlu menjadi hal yang utama, sehingga mereka dapat mengaktualisasi nilai-nilai ini pada kehidupan sehari-hari. Di samping itu, jika seseorang memang telah memiliki nilai-nilai ekstrem, penanaman nilai-nilai perdamaian menjadi penting agar dapat mencegah mereka mengaktualisasikan nilai-nilai ekstrem yang dimiliki melalui kekerasan. Peningkatan keterampilan seperti pemecahan masalah menjadi kurang relevan selama masyarakat yang memiliki nilai-nilai ekstrem masih berpikir bahwa semua hal hanya bisa dilakukan dengan cara-cara kekerasan (violent). Sejauh ini, peningkatan keterampilan masih menjadi fokus banyak OMS karena implementasi metode yang mudah dan cepat diukur. Sementara itu, penanaman nilai dan pengukuran implementasinya membutuhkan periode yang relatif lama.


3.

Perlunya memasukkan materi komunikasi sebagai salah satu materi inti dalam modul PVE karena komunikasi menjadi keterampilan dasar yang mampu menjembatani perbedaan pemahaman maupun pandangan.


4.

Perlunya penggunaan perspektif gender dalam menyusun sebuah modul. Perspektif gender ini tidak hanya terkait substansi konten dalam modul, namun juga terkait lensa yang digunakan saat menyusun modul itu sendiri. Dalam berbagai isu pembangunan termasuk peacebuilding, terdapat empat aspek terkait gender yang perlu disorot:
a. Partisipasi yang setara antara kelompok gender. Hal ini dapat mewujud dalam pertanyaan penuntun dari fasilitator yang tidak bias gender saat mengajarkan modul dan mendorong semua orang terlibat aktif.
b. Akses. OMS perlu memastikan bahwa modulnya dapat diakses oleh semua orang terlepas dari latar belakang gendernya.
c. Kontrol. OMS perlu memastikan bahwa sudut pandang yang digunakan dalam modul inklusif secara gender. Misal, dari segi penokohan, kasus, ataupun bahasa, OMS tidak boleh mengedepankan salah satu kelompok gender seperti laki-laki saja atau perempuan saja. Ini penting sebab peserta butuh representasi yang tepat agar dapat menginternalisasi nilai dengan baik.
d. Manfaat. OMS perlu memastikan bahwa modul ini dapat membawa manfaat untuk seluruh pihak, tidak hanya kelompok gender tertentu.
Di samping itu, dari segi substansi, isu gender juga penting untuk menjadi sorotan melihat tren keterlibatan aktif perempuan dalam aktivitas ekstremisme kekerasan yang terus meningkat dari tahun ke tahun.


5.

Perlunya penerapan metode refleksi pembelajaran pada modul dengan memberikan pertanyaan panduan refleksi yang tepat. Metode refleksi adalah proses di mana penerima manfaat modul mengingat ulang (recall) dan merenungkan apa saja hal-hal yang telah dipelajari serta menyampaikannya kepada fasilitator. Ini menjadi kunci proses internalisasi hasil pembelajaran untuk memastikan pemelajar memahami materi dalam modul secara utuh.


6.

Keragaman identitas fasilitator, seperti keragaman agama dan jenis kelamin perlu menjadi perhatian. Ini bertujuan agar pemelajar dapat terekspos kepada keragaman dan melakukan intergroup contact sehingga nilai-nilai yang ada pada modul memiliki representasi yang nyata dan membantu proses internalisasi nilai.


Papan Interaksi

Pilih interaksi yang ingin kamu sampaikan!


Rekan K-Hub, mari bantu kami menemukan lebih banyak modul pendidikan dari OMS terkait pencegahan ekstremisme kekerasan (PVE). Inputmu dapat memperkaya khazanah pendidikan PVE di Indonesia sehingga dapat berdampak bagi penerima manfaat yang lebih luas.

Kamu juga dapat memberikan testimoni atas K-Hub PCVE Outlook #2 ini dengan klik tombol hijau di atas.

Referensi

  1. European Union and United Nations (EU & UN). (2023). Compendium of good practices: Measuring results in counter-terrorism and preventing and countering violent extremism. www.un.org. https://www.un.org/counterterrorism/sites/www.un.org.counterterrorism/files/eu_un_compendium_good_practice_web.pdf
  2. Ifan, Theofilus Sucipto. (2022, Desember). Sedih! 24 Anak Jadi Pelaku Tindak Pidana Teroris. Media Indonesia. https://mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/543881/sedih-24-anak-jadi-pelaku-tindak-pidana-teroris
  3. Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia (Kemsetneg RI). (2021, 7 Januari). Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 7 Tahun 2021 Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
  4. K-Hub PVE Community. (2023, April). K-Hub PCVE Outlook #1: Melacak Dampak OMS PCVE di Indonesia. K-Hub PVE Community. https://khub.id/outlook/melacakdampak
  5. SETARA Institute. (2023). Laporan Survei Toleransi Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) LAPORAN SURVEI TOLERANSI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA). SETARA Institute. https://setara-institute.org/laporan-survei-toleransi-siswa-sekolah-menengah-atas-sma/
  6. United Nations (UN). (2017). Media and information literacy as a means of preventing violent extremism. www.un.org Wildan, M., & Qudus, A. M. (2022). Mainstreaming moderation in preventing/countering violent extremism (P/CVE), Pesantrens in Central Java. International Journal of Islamic Studies, 10(1), 37-74. https://www.un.org/en/chronicle/article/media-and-information-literacy-means-preventing-violent-extremism

Tim Penyusun

Peneliti

Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik (MPRK) UGM

Lead Researcher
  • Dody Wibowo
Researcher
  • Nitiprabhu Pramatatya
  • Glory Prayoga

K-Hub PVE Community

Data Contributors
  • Rike Adelia Hermawan
  • Utami Nurhasanah
  • Dinda Mutiarani Syafira
  • Muhammad Fahry

Outlook

Outlook Development Coordinator
  • Rike Adelia Hermawan
Editor
  • Utami Nurhasanah
Creative Director
  • Mulia Anzalni
Writer
  • Utami Nurhasanah
Graphic Designer
  • Mulia Anzalni
  • Adhitya Ario Pasha
Advisor
  • Muhammad Wildan
  • Solahudin Hartman
Translator
  • Fanny Syariful Alam
Proofreader
  • Nunung Nurhayati
  • Jordan Newton

Program

Direktur Eksekutif
  • Irfan Amalee
Project Coordinator
  • Lindawati Sumpena
Project Officer
  • Rike Adelia Hermawan
Community Engagement
  • Muhammad Fahry
  • Azhar M Akbar
Project Assistant
  • Dinda Mutiarani Syafira
  • Aries Hardianto

Teknologi

PLABS.ID

Project Manager
  • Affif Johansyah
Developer
  • Gelar Rustiawan
  • Ahmad Hidayat
UI/UX Designer
  • Affif Johansyah

K-Hub PVE Community

IT Consultant
  • Tio Reza Muchtar

Outlook adalah sebuah kompilasi hasil riset, rekomendasi, dan proyeksi tren di sektor pencegahan dan penanggulangan ekstremisme kekerasan. Kompilasi ini disusun oleh tim PeaceGeneration Indonesia berkolaborasi dengan peneliti dan organisasi mitra K-Hub.

Laman Outlook dikembangkan atas dukungan Pemerintah Australia melalui Australia Indonesia Partnership for Justice 2 (AIPJ2).

Pandangan dan opini dalam laman ini adalah pandangan dan opini tim penyusun serta narasumber dan tidak serta merta mencerminkan pandangan Pemerintah Australia dan AIPJ2.

AIPJ2 dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) tidak bertanggung jawab secara hukum atas materi yang disampaikan dalam laman ini.

DAFTAR KONTEN
K-Hub PCVE Outlook #2
Ensiklopedia Modul Pendidikan Perdamaian di Indonesia